Jiwa enterpreneurship yang baik
tidaklah dimiliki setiap orang. Seorang enterpreneur harus memiliki modal yang
cukup dan strategi yang cerdik dalam memperhitungkan potensi “pasar”. Hal
itulah yang dimiliki oleh pasangan suami isteri asal Semarang yang memulai
semua usahanya dari dunia kos-kosan. Bapak Tri, begitu biasanya ia dipanggil,
memiliki ide untuk membangun kos-kosan Wisma Andayani dikarenakan rencana
jangka panjangnya setelah tak lagi bekerja. Pensiunan BUMN di bidang
pembangunan ini, telah memulai usahanya semenjak tahun 1988 dengan modal dari
tabungan sendiri dan memanfaatkan program Kredit Usaha Kecil dari salah satu
bank swasta yang saat itu sedang dicanangkan oleh pemerintah. Bermula dari 8
kamar yang dibangunnya di jalan Margonda Raya, Depok, mereka kemudian
mengembangkan usaha kamar kos tersebut hingga berjumlah 12 kamar. Di tengah
perjalanan, pasangan yang memiliki 2 orang anak ini memindakhan usaha
kos-kosannya di lingkungan yang lebih stategis lagi yaitu lingkungan kampus
UI Depok, yang kemudian sukses hingga sekarang dan berkembang ke beberapa
bidang usaha lainnya.
Menurut mereka, tak ada kendala
yang berat dalam berbisnis kos-kosan. Wisma Andayani memang terdapat jam malam
mengingat kos-kosan ini diperuntukan untuk putri. Setelah pukul 22.15 pagar
kosan telah digembok dan tidak ada orang yang boleh bertamu lagi. Selain itu
pengunjung lelaki yang datang juga hanya dibatasi hingga teras dan ruang tamu
saja, tidak boleh sampai masuk ke dalam kamar. Pasangan suami isteri ini
mengembangkan usahanya ke bidang lain, diantaranya adalah kuliner dan penyewaan
kios. Warung jus, Joglos Coffee dan tempat makan di yang dibangun di depan
kos-kosannya juga tidak kalah ramai didatangi pembeli, karena lokasinya memang
strategis dan terletak di pinggir jalan yang biasa dilewati mahasiswa. Selain
itu, mereka juga menyewakan beberapa kios yang menjual alat-alat komputer dan
pakaian yang letaknya juga tidak jauh dari sana.
Memulai usaha, khususnya
kos-kosan bukanlah sesuatu yang sulit atau hal perlu ditakutkan.
Dengan seiring sejalan, usaha tersebut dapat dikembangkan menjadi usaha yang
lebih besar lagi dan tentunya sangat menguntungkan. Saat ditanya tentang
keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalani, dengan sikap yang low
profilemereka hanya menjawab, “Cukuplah buat hidup sehari-hari.”
Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/04/14/hanya-berawal-dari-kos-kosan-118406.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar