Selasa, 11 Februari 2014

Wisma Andayani

Jiwa enterpreneurship yang baik tidaklah dimiliki setiap orang. Seorang enterpreneur harus memiliki modal yang cukup dan strategi yang cerdik dalam memperhitungkan potensi “pasar”. Hal itulah yang dimiliki oleh pasangan suami isteri asal Semarang yang memulai semua usahanya dari dunia kos-kosan. Bapak Tri, begitu biasanya ia dipanggil, memiliki ide untuk membangun kos-kosan Wisma Andayani dikarenakan rencana jangka panjangnya setelah tak lagi bekerja. Pensiunan BUMN di bidang pembangunan ini, telah memulai usahanya semenjak tahun 1988 dengan modal dari tabungan sendiri dan memanfaatkan program Kredit Usaha Kecil dari salah satu bank swasta yang saat itu sedang dicanangkan oleh pemerintah. Bermula dari 8 kamar yang dibangunnya di jalan Margonda Raya, Depok, mereka kemudian mengembangkan usaha kamar kos tersebut hingga berjumlah 12 kamar. Di tengah perjalanan, pasangan yang memiliki 2 orang anak ini memindakhan usaha kos-kosannya di lingkungan yang lebih stategis lagi yaitu lingkungan kampus UI Depok, yang kemudian sukses hingga sekarang dan berkembang ke beberapa bidang usaha lainnya.

Menurut mereka, tak ada kendala yang berat dalam berbisnis kos-kosan. Wisma Andayani memang terdapat jam malam mengingat kos-kosan ini diperuntukan untuk putri. Setelah pukul 22.15 pagar kosan telah digembok dan tidak ada orang yang boleh bertamu lagi. Selain itu pengunjung lelaki yang datang juga hanya dibatasi hingga teras dan ruang tamu saja, tidak boleh sampai masuk ke dalam kamar. Pasangan suami isteri ini mengembangkan usahanya ke bidang lain, diantaranya adalah kuliner dan penyewaan kios. Warung jus, Joglos Coffee dan tempat makan di yang dibangun di depan kos-kosannya juga tidak kalah ramai didatangi pembeli, karena lokasinya memang strategis dan terletak di pinggir jalan yang biasa dilewati mahasiswa. Selain itu, mereka juga menyewakan beberapa kios yang menjual alat-alat komputer dan pakaian yang letaknya juga tidak jauh dari sana.

Memulai usaha, khususnya kos-kosan bukanlah sesuatu yang sulit atau hal perlu ditakutkan. Dengan seiring sejalan, usaha tersebut dapat dikembangkan menjadi usaha yang lebih besar lagi dan tentunya sangat menguntungkan. Saat ditanya tentang keuntungan yang didapat dari usaha yang dijalani, dengan sikap yang low profilemereka hanya menjawab, “Cukuplah buat hidup sehari-hari.”



Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/04/14/hanya-berawal-dari-kos-kosan-118406.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar