China, termasuk Hong
Kong, saat ini mengalami “bubble” dalam industri properti. Harga apartemen
selangit sehingga rakyat di sana tak mampu membelinya. Menurut Pak trihatma,
langkah apa yang harus dilakukan pemerintah agar “bubble” tidak terjadi di Indonesia?
Yang saya tahu, Pemerintah China terus berusaha untuk mendinginkan pasar
properti agar tidak terjadi “bubble”. Di Indonesia,
memang sempat dikhawatirkan jika orang asing diizinkan membeli properti di
sini, harga rumah akan melambung tinggi.
Tapi sebagai pengembang, kami harus bisa mengukur daya beli masyarakat
Indonesia. Membangun apartemen jangan hanya untuk kelas atas, tapi juga untuk
masyarakat menengah dan menengah bawah. Buktinya kami bisa menjual 60.000-an
unit apartemen, sold out, habis, tak
pernah ada stok tersisa.
Jadi kalau pengembang membangun hunian dengan harga terjangkau, pasti laris.
Sasaran kami bukan investor atau spekulan, tapi end-user. Nah, bubble terjadi karena banyak spekulan yang
membeli lalu menggorengnya dengan harga lebih mahal.
Jadi pemerintah harus melanjutkan kebijakan rusunami karena pembelinya sebagian
besarend-user.
Lihat saja contoh Kalibata City dengan 12.000 unit rusunami. Laris manis.
Jadi kita tidak perlu takut terjadi bubble. Saya kira
pengembang Indonesia masih punya moral. Pengembang membangun hunian yang bisa
dijangkau dan dibeli sebagian besar masyarakat, selain hunian high-end. Dan Agung Podomoro Land membangun
dan memasarkan hunian segala lapisan, tetap laris, laku keras. Kewajiban
pengembang, membantu masyarakat menengah bawah.
Apa filosofi hidup Pak
Trihatma?
Filosofi hidup saya very simple. Yang penting how
to make everybody happy. Membuat mitra saya senang. Jadi living
on harmony and peaceful
of mind. Kalau itu dilakukan, pasti hidup kita sukses.
Karena dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang sehat, dan jika tubuh kita
sehat, ide-ide cemerlang akan muncul. Harmonisasi ini sangat penting karena
jika kita hidup harmonis, akan bisa melahirkan konsep yang besar.
Kita makan cukup dengan satu piring nasi, tapi kita bisa memberikan banyak
lapangan kerja. Di Senayan City misalnya, ada 250 karyawan tetap, namun jumlah
orang yang hidup dari sana bisa mencapai 5.000 orang. Saya puas bisa
menciptakan banyak lapangan kerja yang banyak. Ini menimbulkan rasa percaya
diri dan keyakinan untuk meneruskan proyek lainnya.
Jadi
dalam menjalankan perusahaan ini, saya mengacu pada empat hal. Pertama,
harmoni. Bagaimana saya, Agung Podomoro menjaga keharmonisan dengan semua
pihak. Kedua,passionate dan perseverance. Artinya
tidak mudah menyerah dan selalu bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Ketiga,
mutu. Bagaimana produk-produk APL selalu menjaga mutu dan kualitas. Dan
keempat, lingkungan. APL selalu berupaya produk-produk ramah lingkungan dan
peduli lingkungan.
Agung Podomoro Land
berencana membangun universitas. Apa pertimbangannya?
Ini baru exercise. Universitas
dibutuhkan karena kami berpikir jauh ke depan. Kami ingin anak-anak kita
mendapatkan pendidikan di dalam negeri yang berkualitas. Kita mampu membuat
universitas yang baik di dalam negeri. Kita belajar sistem dari luar negeri dan
kita mengelola sistem itu. Saya berpikir ke arah sana. Karena apa? Karena
anak-anak Indonesia yang belajar di luar negeri, setelah pulang ke Indonesia,
kulturnya sudah beda. Ketemu keluarga seperti orang asing. Padahal nilai-nilai
Asia harus tetap dijaga dan dipelihara. Jika sistem di luar negeri maju dan
bagus, mengapa tidak dibawa ke dalam negeri saja, ke Indonesia, agar
nilai-nilai Indonesia tetap ada.
Selain
itu, kami membutuhkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Masak
mencari manajer mal harus orang Malaysia, orang Australia? Masak mencari ahli
kelistrikan harus orang Filipina? Mengapa tak ada orang Indonesia sendiri yang
mengelola mal kita? Jadi menciptakan SDM berkualitas itu sangat penting. (Robert
Adhi Kusumaputra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar